Lusi Efriani (tengah) menunjukkan produk boneka hasil kerajinan tangan ibu-ibu anggota Yayasan Cinderella
Boneka Batik yang diproduksi oleh Yayasan Cinderella utamanya dipasarkan ke luar negeri dengan pertimbangan penghasilan para pengrajinnya.

Lusia Efriani, Pimpinan Yayasan Cinderella menuturkan, pihaknya memilih untuk memasarkan secara luas produk Boneka Batik ke pasar luar negeri.

"Boneka ini targetnya lebih ke luar karena handmade sehingga harganya agak tinggi," ujarnya saat ditemui di stan pameran Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2014 di kawasan Engku Putri, Kota Batam, Senin (9/6/2014).

Dia menuturkan, Boneka Batik yang dihasilkan melalui tangan para ibu-ibu di bawah naungan yayasannya dibanderol seharga Rp150.000 per buah, di luar negeri.

Harga itu menurutnya cukup tinggi bila dipasarkan di dalam negeri.

Dia mengungkapkan bahwa biaya produksi boneka jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga jual tersebut, tetapi penetapan angka banderol itu memang sengaja dilakukannya.

"Saya membuat harga tinggi supaya pendapatan ibu-ibu yang memproduksinya juga semakin besar," jelasnya.

Yayasan Cinderella menurutnya tidak mengambil keuntungan sendiri dari hasil penjualan boneka, tetapi hampir seluruhnya untuk pemberdayaan ibu-ibu dan anak jalanan yang dikelolanya.

Dalam memproduksi boneka tersebut, katanya, ibu-ibu dapat memperoleh pendapatan hingga Rp200.000 per minggu dan saat ini ada sekitar 50 orang yang menjadi pengrajinnya.

Singapura, Malaysia dan Australia merupakan negara-negara yang menjadi pasar penjualan boneka sepanjang dua tahun terakhir.

http://batam.bisnis.com/read/20140609/5/44814/pekan-produk-kreatif-indonesia-boneka-batik-yayasan-cinderella-dipasarkan-sampai-ke-australia